Jumat, 15 April 2022

Memulai Kembali

Siapa yang sangka akhirnya akan seperti ini. Dulu sama sekali tidak terpikir olehku kalau menjadi dewasa sangat menyedihkan. Banyak sekali hal yang ingin aku perbaiki jika bisa kembali ke masa lalu, seperti lebih sering mengambil foto atau sekadar menulis buku harian, agar semua kenanganku abadi dan tidak akan terlupakan. Meski berpuluh-puluh tahun kemudian daya ingatku menurun, aku tetap akan bisa memprojeksikan memori itu ketika melihat kenanganku yang sudah terekam.

Aku ingin memulainya, meski terlambat aku ingin tetap memulainya. Biarpun tidak seindah itu untuk dipamerkan namun cukup berguna untuk disimpan sendirian. Aku tidak mau menyesal untuk yang kesekian kali.

Jadi, tolong bantu aku ya, diriku.

Selasa, 05 April 2022

Apa Kabar?

Ruangan ini sungguh berdebu, sudah lama sekali aku tidak mampir walau sekadar basa-basi. Mulai hari ini aku usahakan untuk rutin berkunjung, pelan-pelan kita rapikan kembali agar tertata dan nyaman dipandang. 

Mohon bantuannya untuk sekarang dan seterusnya, semoga berkenan.

Senin, 16 Mei 2016

Kerendahan Tertinggi

Ingat lalu, aku lebih dulu
Egois benar pernyataan itu
bawah. Aku merendah
rendah. Aku mengalah
Ingat dia, langsung mereka
Mereka-reka mereka ternyata sama
salah. Langsung sadari
sadar. Langsung sesali
Keindahan ini harus diapakan?
diabadikan atau diabaikan?
Sadar ini tak benar
Merendah itu tak salah
Mengalah dan jangan sesali
Selesai, dan jangan ingat lagi.

Senin, 25 April 2016

Aku Kira

Aku kira kalimat itu hanya ada dalam naskah drama, kalimat fiksi yang diletakkan penulis pada adegan singkat yang dramatis.

Aku kira peristiwa itu hanya ada dalam dongeng, peristiwa satu banding seribu yang dipilih sutradara pada lokasi jauh dari biasanya.

Aku kira kemungkinan aku salah lebih besar, dan aku baru ingat aku punya peluang untuk benar, sialnya aku benar.

Aku kira akan baik-baik saja setelah alam memberi tanda, ternyata alam lebih dulu tahu aku akan terluka.

Aku kira kejadian itu adalah untukku, ternyata memang.

Selasa, 22 Maret 2016

Selesai

Untuk yang tak bisa aku lihat lebih lama:
Satu tahun satu sama.

Ingin ku putar waktu, sewindu
Tak mampu
Ingin ku putar waktu, seminggu
Tak mau
Aku ingin melihatnya lebih lama
Jangan pergi dulu
Aku bahkan belum bilang cinta
Jangan pergi, tunggu
Payah, hatiku berontak
'Katakan!! Atau kamu akan menyesal' katanya
Mulutku menolak
'Tidak!! Itu mengacau' katanya
Perasaan itu..
Luapkan
Lupakan
Selesai~

Jumat, 13 November 2015

Expired

           Biar kuberi tahu rahasiaku yang mungkin (memang) tak penting dan tak ada untungnya untukmu, ini tentangku dan yang aku rasakan, sudah kutulis sebelumnya ini tak ada untungnya untukmu jadi lebih baik kamu tidak meneruskan membaca ini, tapi jika kamu sekadar ingin tahu tentang rahasiaku, maka duduklah dan sisihkan tiga menitmu, baca saja... tulisan ini ada ujungnya.
        Ini sudah cukup lama terjadi, bahkan terjadinya pun tak hanya sekali, aku melihat matanya, memandangnya dari dekat, menunggunya lewat di depan kelas, menyaksikannya berpikir dari jauh, lalu tersenyum saat dia menoleh kepadaku. Aku mengenalnya dan dia pun mengenalku, kami hanya sebatas dua manusia yang dipersatukan karena perkenalan, hanya itu, tapi mengapa aku lebih gugup di depannya dan laju nadiku menjadi lebih cepat saat di dekatnya. Rasa itu ada.... aku tahu ini apa, 'aku dan kamu' tetap akan menjadi 'aku dan kamu' tak bisa disebut 'kita' bahkan saat berdua dalam waktu yang sama, ah, bahkan ia sudah bilang bahwa aku berlebihan.
     Sekarang dia merekomendasikan berbagai dongeng untukku, kisah familier yang judulnya pasti orang-orang tahu, dia tertarik dengan bahasanku tentang peri, tentang harta karun yang tersembunyi, dan tentang semua utopia lainnya. Aneh sekali, padahal dia orang yang realistis tapi mengapa suka berkhayal dan percaya hal-hal itu.
       Namanya mencerminkan sifatnya, ah, aku sudah mulai terlalu jelas, aku teringat saat aku dan dia menertawakan hal bodoh, hal yang hanya aku dan dia saja yang tahu, hanya dengan satu kata maka percakapan panjang akan terjadi di antara aku dan dia, satu kata itu benar-benar menjadi penyelamatku saat aku ingin terus bersamnya tetapi kehabisan bahan obrolan. 
       Aku ucap salam bagi kamu yang masih membaca tulisan ini, aku tak sanggup mengatakan langsung padanya jika aku mengaguminya, jika kamu bertemu dia tolong sampaikan untuk membaca tulisan ini segera, sebelum tanggal kedaluwarsa.


Exp : 15 Nov 2015


Kamis, 29 Oktober 2015

Bus Kota

Memangnya sejak kapan kamu menunggu?
Menunggu di persimpangan jalan
Jalan pinggir kota di bawah halte
Halte tua yang masih kuat berdiri tegak
Tegak dan kokoh nyaris bersaing dengan kakimu
Kaki yang menopangmu berdiri agar tak jatuh
Jatuh di aspal becek karena hujan
Hujan yang turun kemarin malam
Malam yang sama juga tiap waktu
Waktu sampai menertawakan tingkahmu
Tingkah bodohmu yang melakukan hal yang sama
Hal yang sama tiap harinya
Hari-hari sama pula yang membuatmu berdiri
Berdiri yang kini telah lelah
Lelah karena terus berdiri dan menanti
Menanti bus kota datang
Datang dan meninggalkan halte di persimpangan jalan.

Memulai Kembali